Sunday, May 3, 2009

Quarter Life Crisis

This afternoon, after church hour, I had lunch with 2 of my best friends. Suddenly, our conversation circulates around crisis. This not the kind of world crisis such as poverty, swine flu or the global financial crisis. It’s about life crisis... quarter life crisis. Sounds familiar? Or you’re one of those who are dealing with it now?

Three of us, me and my 2 friends are almost 25. And all of us are kinda questioning about all the uncertainty that surrounding our life.

First situation
My friend number 1. She is a girl with big talent and passion in graphic design, product design and fashion design. But she is confused. Her fiance currently is living in the US. They have plans for married and starting a life as a newlyweds...abroad. But seems like the global financial crisis has taken it’s effect and it caused her fiance not easily to find a job. My friend has a lot of talent inside of her but still considering what kind of job that suits her.

Second situation
My friend number 2. She is a vibrant and vivacious girl. Actually she is the youngest around the three of us. Just broke up from the-not-really-supportive relationship....if I could say so. Still wondering what’s next for her life. Still thinking about all the upcoming events. Talented, attractive and looking around for opportunity to breakthrough.

Third situation
It’s me. Yeah it’s me, myself and I. Mmmm where should I start?......I just got into a panel interview 2 days backward. Well, I kinda suspicious about what’s gonna happened next after the result informed. But I do wish that I could receive some kind of good news from the panel result.

I found a key word. The key word is ‘search’. Yes ‘search’. We all are still searching for what suits us and searching for certainty. Life is a rollercoaster lately. When you’re on the peak, you prepare yourself to slide down and scream. When you’re on the bottom, you’re crawling up until you reach the peakest point.

Lucky me, although I’m still searching for what I am unless I’m surrounded by people that truly care about me. When you get lost in a place that you’ve never been before it will creeps you out even more when you don’t have someone that you could trust beside you. But when someone that you could trust is right beside you and together you’re trying to find a way out...I guess what we should worried about? Nothing I guess.
Together we could find a way out. Together we could patch things up. Together we could crawl up to the top.

Lord know dreams are hard to follow but don’t let anyone take them away. Hold on there will be tomorrow. In time, you’ll find a way.....(Hero by Mariah Carey)

Lesson learned

Perduli kepada orang lain sepertinya mengandung resiko. Yah kita sebagai manusia memang tidak bisa mengelak bahwa banyak resiko yang harus kita hadapi dalam segala apapun yang kita lakukan.

Makan mengandung resiko gemuk, kolesterol, dan tersedak.
Tidur mengandung resiko mimpi buruk.
Ganteng beresiko dikejar-kejar oleh banyak peminat hahaha peace yo
Kaya beresiko dirampok
Pacaran beresiko bertengkar atau putus
Melajang beresiko dicap tidak laku dan tidak menarik

Well, the list will getting longer. You can name it yourself what other risks that may follow your strengths and weaknesses.

Apa benar bahwa manusia memang diciptakan buat jadi makhluk yang sangat ahli untuk bertahan hidup? Kalau bicara mengenai bertahan hidup berarti membahas mengenai perjuangan manusia sebagai individu. Pada dasarnya manusia diciptakan untuk bersosialisasi dan berpasangan.

Segalanya akan sangat indah jikalau manusia tidak pernah menghadapi yang namanya konflik dan persaingan dalam lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial itu sendiri memiliki banyak level. Ada sosialisasi untuk tujuan profesional ada sosialisasi untuk kesenangan semata. But, pada intinya manusia bersosialisasi untuk memenuhi kebutuhannya untuk memperhatikan dan diperhatikan.

Feels really good when you have someone who cares and you care about. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa konflik bisa hadir ditengah-tengah dalam sebuah sosialisasi. And now conflict happened. Selanjutnya bukankah untuk kita bisa terus move on yang dibutuhkan adalah kemampuan bertahan hidup? Kita harus bisa bertahan dan melanjutkan hidup kita yang sudah tersakiti. Selain itu kita juga harus memiliki kapasitas untuk dapat berekonsiliasi dengan keadaan dan dengan individu bersangkutan yang berkonflik dengan kita. Karena kalau kita tidak mengijinkan diri kita sendiri untuk berdamai dengan sekitar lalu siapa yang akan dapat membuat keadaan menjadi lebih baik. Kita adalah manusia dengan inisiatif dan kehendak. Berarti tidak suka dipaksa dan dikendalikan di bawah tekanan. So, open up your heart and let your heart healed.

Yup I know it feels suck when we are in a conflict with someone. Especially when someone that hurts us is someone that we truly care about. Ignored or treated as if that we don’t exist by our dear one is suck.

Tetapi jikalau hal tersebut sudah terjadi yang dapat kita lakukan hanyalah bertahan dengan segala keadaan tersebut. Berusaha berpikir positif bahwa kita masih ada dan utuh tanpa kekurangan sesuatu apapun juga walaupun keberadaan kita tidak dianggap penting oleh orang yg kita anggap penting. Well, memang ada sebagian orang di dunia yang hanya ingat pada orang lain hanya pada saat mereka butuh. Di waktu kita tidak dibutuhkan, kehadiran kita tidak diperlukan. Semua perlakuan tersebut membuat kita merasa seolah-olah kita adalah one fucking loser. Actually, the real loser is not us...but them. Yeah fuck all those kind of people. What on earth they treated people as if people are some kind of disposable stuffs. We are human being. We have feeling. We have thoughts. And we don’t deserve to be treated that way.

Nothing could degrade our values of life. And nobody could upset us unless we allow them to do so.

Akhirnya.....

Minggu yang baru lewat ini banyak dilewati dengan banyak hal yg pada ujungnya membuat gue berkata ,”akhirnya....”

Kamis, 30 April 2009
Akhirnya gue berhasil dapet ijin dr kantor buat ambil ijasah gue yg uda lama bgt ga gue ambil. Kayaknya udah ga tau berapa kali gue minta ijin buat ambil tu ijasah Cuma ijin selalu gagal keluar. Intinya akhirnya gue berhasil dpt ijin ke kampus buat ambil ijasah tapi gue diharuskan segera kembali ke kantor begitu semua urusan yang menyangkut pengambilan ijasah tersebut uda kelar.

Akhirnya gue ke kampus lagi setelah hampir setengah tahun gue resmi ga lagi jadi warga Universitas Pelita Harapan. Dulu gue inget bgt betapa malesnya gue kuliah. Selalu aja ada alesan yg pengen gue buat begitu gue bangun tidur supaya gue ga usah kuliah di hari itu. Anyway...begitu gue nyampe ke kampus, gue parkir di tempat yg dulu jd tempat parkir langganan gue. Surprisingly, begitu gue turun dari mobil ada yang manggil.
“bos...bos...”
Spontan gue nengok....ternyata tukang parkir di parkiran kampus yg manggil. Gue sempet bingung kok dia bisa inget trus tiba2 manggil gue gitu.
Selanjutnya dia nanya, “ apa kabar nh? Lama ga keliatan...udah lulus yah?”
“iyah nh uda lulus hampir setengah taon lah...parkirannya udah diaspal nh skrg?”, jawab gue.
“iya ni parkiran diaspal gara2 ada buat acara racing bbrp bulan lalu. Sengaja diaspal biar bisa dibuka jadi track racing.”
“oooo gitu pantes berubah”

Akhirnya gue berjalan lagi di jalan yg sama yang selalu gue lalui selama kurang lebih 4 taon menuju gedung fakultas ekonomi. So far, yg ada di dalem kampus ga ada yg berubah. Tetep sama. Cuma aja skrg ada toko buku yg asli enak bgt di depan kampus. Tu toko buku uda sumpah nyaman bgt ditambah disediain byk bgt bangku dan sofa buat duduk sambil baca ato sekedar bengong aja nunggu jam kosong abis buat masuk ke kelas berikutnya. Damn! napa ga dari gue masi kuliah uda ada aj tu book store.

Proses pengambilan ijasah cepet bgt. Akhirnya gue bisa megang ijasah gue haha norak bgt kalo yg ini mah. Berhubung gue ngerasa rugi kalo langsung balik ke kantor...so, gue duduk aja dulu sambil santai di dalem toko buku yang yahud itu.

Jumat, 1 Mei 2009
Akhirnya nyampe juga gue di hari panel interview gue. Pas melek di hari jumat, hal pertama yg ada di kepala gue adalah gue pengen hari ini sgera berakhir. Secara uda weekend trus gue mesti masuk ke ruangan panel buat ditanya-tanya sama para panelis otomatis bikin gue jadi ngerasa punya beban di hari itu.

Akhirnya panel selesai. Thank God everything went pretty well I guess. Fiuh...... panelisnya sangat bersahabat, pertanyaannya juga ga yang killer banget, dan situasi panel juga ga terlalu tegang. Masi ada diselingi ama candaan dan ketawa-ketawa. Mmmm not as bad as I thought before. Thank God for everything and thank God it’s Friday.

Akhirnya....weekend lagi.....